Monday, May 10, 2010

cinta dan waktu

Alkisah disuatu pulau kecil tinggallah hal-hal abstrak seperti cinta, kesedihan, kekayaan, kebahagiaan dan hal abstrak lainnya. Mereka hidup berdampingan dengan baik, sampai suatu kejadian menyingkapkan bagaimana pribadi mereka yang sesungguhnya..

Suatu ketika datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik, dan dalam beberapa jam akan segera menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau segera mencari cara untuk menyelamatkan diri (tanpa mendapat kesempatan untuk membuat bahtera penyelamat terlebih dahulu,,haha razz).
Diantara semua penghuni pulau itu, CINTA adalah satu-satunya yang sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tidak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai untuk mencari pertolongan. Sementara itu air semakin naik dan mulai membasahi kaki CINTA.
Tak lama kemudian CINTA melihat KEKAYAAN sedang mengayuh perahu.

“KEKAYAAN! KEKAYAAN! Tolong Aku!” teriak CINTA.
“Aduh maaf CINTA, perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tidak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu diperahuku ini”. sahut KEKAYAAN.
"ah, tapi mungkin akan ku pertimbangkan kalau Kau mau membayar seharga 1juta Triliun sebagai pengganti ticketnya", tambah KEKAYAAN sambil tertawa terbahak-bahak dan mengayuh perahunya menjauhi pulau.

CINTA sedih sekali. Tak lama kemudian dilihatnya KEGEMBIRAAN lewat dengan perahunya.
“KEGEMBIRAAN, tolong aku!!”, teriak CINTA.
Namun KEGEMBIRAAN terlalu bergembira karena menemukan perahu, dan karena celebrasi belly-dancenya yang terlalu ribut ia tidak mendengar teriakan CINTA.

Air makin tinggi membasahi sampai ke pinggang dan CINTA pun mulai panik.
lalu lewatlah KECANTIKAN.

”KECANTIKAN , bawalah aku bersamamu”, teriak CINTA.
“Wah CINTA, kamu basah dan kotor, aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang secantik diriku ini”, sahut KECANTIKAN.

CINTA sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itulah lewat KESEDIHAN.

“Oh KESEDIHAN, bawalah aku bersamamu”, kata CINTA.
“Maaf CINTA, aku sedang sedih, aku ingin meratap dulu, merenungi hikmah dibalik kejadian ini, and of course I just wanna be alone rite now”, kata KESEDIHAN sambil terus mengayuh perahunya.

CINTA sudah mulai putus asa, ia melihat air semakin naik dan akan segera menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah terdengar suara,

“CINTAA, mari segera naik perahuku!!”.

CINTA menoleh ke suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat ia naik ke perahu itu tepat sebelum air menenggelamkannya.

Di pulau terdekat orang tua itu menurunkan CINTA dan segera pergi lagi. Pada saat itulah CINTA baru sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang telah menyelamatkannya itu.
CINTA segera menanyakan orang tua itu kepada penduduk tua di pulau, siapa sebenarnya orang tua itu.

“Oh, orang tua itu tadi?, dia adalah WAKTU,” kata orang-orang tersebut.
“Tapi kenapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalkupun enggan untuk menolongku”, tanya CINTA heran.

“Sebab hanya WAKTUlah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari CINTA itu…”

0 komentar:

Post a Comment